03. Kita harus selalu merasakan nikmat Allah yang melimpah untuk kita yang dari itu akan melahirkan rasa syukur. Mari kita perhatikan Luqman, bagaimana Luqman menasehati anaknya. Ayat 12 dari Surat Luqman, ‘Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman’ kalau kita mau jadi orang yang berhasil dalam mendidik generasi, yang harus kita miliki adalah hikmah seperti dalam potret seorang luqman. Ketika ilmu tidak mampu menasehati generasi maka ilmu harus berubah menjadi hikmah.
Kemudian bunyi ayat 12 berikutnya
‘yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah.
Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur
untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya
Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji".
Maka kita harus senantiasa supaya
bersyukur kepada Allah. Maka sebagai pendidik, orang tau, guru upayakan untuk
menanamkan rasa syukur terlebih dahulu didalam diri sebelum mendidik generasi.
Karena dalam Surat Luqman ayat yang berisi nasehat baru mulai pada ayat 13
sedangkan ayat sebelumnya berisi tentang pesan hikmah dan syukur.
Alfatihah juga sama, ketika kita
sudah mengenali Allah yang ada dalam Bismillaahirrahmaanirrahiim, maka ayat
berikutnya adalah Hamdalah. Kapan kita mengucapkan hamdalah, ketika mendapatkan
nikmat dari Allah. Orang-orang beriman selalu merasakan nikamt Allah begitu melimpah
kepada mereka. Karenya kita mendidik sebagai pendidik, orangtua hidup kita
harus senantiasa bersyukur karena syukur membuat hati menjadi lapang.
Syukur akan menghilangkan sifat
buruk manusia berupa keluh kesah. kalau dalam keadaan lapang tidak bersyukur
bagaimana dalam keadaan sempit, Orang beriman mampu mengucapkan Hamdalah dalam
keadaan sulit. Rasul mengajarkan kita ketika mendapatkan nikmat ucapkan ‘Alhamdulillahilladzi bi nimatihi tatimmush
sholihat’ dan dalam keadaan sulit ucapkanlah
‘Alhamdulillah ala kulli hal’
Selalu merasakan nikmat Allah
sehingga yang selalu muncul adalah Hamdalah sehingga hati menjadi lapang. Lihat
bagaimana Rasul mendidik para sahabat. Keadaan begitu sulit tapi Rasul mampu
mengajarkan bahwa kesulitan dapat membuat kita menjadi kokoh. Maka bersyukurlah
karena ketika bersyukur yakinlah bahwa pertolongan Allah semakin dekat.
04. Ketika kita membaca Hamadalah ada kata Rabbul'aalamiin. Kata Rabb berasal dari rabba-yarubbu. Salah satu asal makna katanya adalah diambil dari tarbiyah yang berarti Allahlah yang mendidik, menumbuhkan dan kata tarbiyah memang arti katanya berarti tumbuh. Maka pendidikan itu memang harus bertumbuh, apanya, yaitu kebaikannya. Kita harus mengambil ruh pendidikan itu langsung dari Rabbul'alamin. Jadi kurikulum kita, pendidikan kita, harus bersumber dari Allah Azza wa Jalla.
05. Kita diajarkan dalam islam yang harus di tarbiyah adalah aqidah kita. Maka generasi ini harus kita ajarkan tentang pendidikan aqidah. Seperti nasehat Rasulullah kepada sahabat Abdullah bin Abbas, “Nak, aku ajarkan kepadamu beberapa untai kalimat: Jagalah Allah, niscaya Dia akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya kau dapati Dia di hadapanmu. Jika engkau hendak meminta, mintalah kepada Allah, dan jika engkau hendak memohon pertolongan, mohonlah kepada Allah”. Tahukahkah berapa usia sahabat Nabi itu. Usianya adalah usia anak SD saat ini. Kalau minta nak mintalah kepada Allah. Liat bagaimana Nabi menasehati Abdullah bin abbas bahkan kalimat berikutnya sangat dahyat sekali etahuilah, seandainya seluruh umat bersatu untuk memberimu suatu keuntungan, maka hal itu tidak akan kamu peroleh selain dari apa yang telah Allah tetapkan untukmu. Dan andaipun mereka bersatu untuk melakukan sesuatu yang membahayakanmu, maka hal itu tidak akan membahayakanmu kecuali apa yang telah Allah tetapkan untuk dirimu. Pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah kering.”
06. Tarbiyatul Ibadah. Aqidah harus
senantiasa dibangun dan ibadah harus senantiasa dibiasakan sampai terbiasa.
Maka panduan pertama yang juga menjadi amalan pertama yang akan dihisab dan itu
juga yang merupakan ibadah pertama yang
harus kita ajarkan pada generasi kita adalah ibadah shalat. Sebagaimana Sabda Nabi
Muhammad SAW ”Perintahlah anak-anak
kalian untuk shalat ketika mereka berumur 7 tahun dan pukulah mereka (bila
meninggalkan) shalat ketika mereka berumur 10 tahun dan pisahlah tempat tidur
di antara mereka (antara anak laki-laki dan perempuan).”
Maka mendidik generasi, seorang
pendidik harus memperhatikan ibadahnya terutama shalat. Bayangkan, Nabi saja
menjadikan shalat itu sebagai rehatnya, masya Allah. Inilah yang harus kita
pelajari bagaimana ketika shalat itu menjadikan kenyamanan dan rehatnya kita.
07. Tarbiyatu Akhlaq. Dimana bisa kita temukan tarbiyatul akhlaq dalam Surat Alfatihah. Ia berada pada ayat ‘Iyyāka na'budu wa iyyāka nasta'īn’. Tarbiyatul akhlaq marupakan pembahsan besar dalam islam. Karena ia adalah buah dari ibadah. Seperti hadits Nabi yg mengisahkan ada seorang wanita yg mengikat kucingnya dirumahnya meski ia ahli tahajud tapi sesungguhnya tempatnya adalah di neraka. Inilah mengapa tarbiyatul akhlaq itu sangat penting dalam kita mendidik generasi
Kita tdak bisa dengan seluruh
kemampuan yang kita kerahkan untuk mendidik generasi kita agar sesuai dengan
keinginan kita. Berdo'alah kepada Allah agar dibantu dan menutupi kekurangan
kita agar hasilnya seperti yang kita harapkan dan inginkan.
Do'a ini punya kekuatan yang
dahsyat yang mampu menyelesaikan yang tidak mampu diselesaikan oleh kecerdasan
akal dan kekuatan fisik. Semua manusia mengatakan mustahil, tapi kalau kita
berdoa dan Allah kabulkan maka tidak ada yg sulit bagi Allah untuk mengabulkannya
bahkan Allah bahkan menciptakan akibat tanpa sebab. Jika manusia harus menghadirkan
sebab agar ada akibat. Tapi Allah yang menciptakan semua, termasuk sebab dan
akibat. Maka Allah ingin menunjukkan bahwa jika seluruh manusia mengatakan
Zakaria mustahil memiliki seorang anak kalau Allah katakan punya anak, punya
anak. Bahkan Bunda Maryam mampu melahirkan seorang tanpa melalui sentuhan
laki-laki.
Maka berdo'alah kepada Allah.
Sebagai pendidik kita jauh dari sempurna. Coba perhatikan berapa banyak do’a
dalam Alquran tapi ini doa pertama yang Allah kenalkan dalam Alquran adalah agar
selalu dberi hidayah dijalan yang lurus.
09. Hasil dari tarbiyah atau
pendidikan ada 3 yaitu yang mendapat nikmat, yang dimurkai dan yang sesat. Bedanya
apa, Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya menyampaikan hal yang luar biasa. Untuk
mengetahui berhasil atau tidak ada dua kuncinya pertama ilmu kedua amal.
Al Maghdubi Aalaihim ditafsirkan Nabi adalah orang Yahudi yang
punya ilmu tapi tidak diamalkan sedangkan Ad
Dhallin ditafsirkan Nabi adalah Nasrani, orang beramal tapi tidak berilmu. Orang
Yahudi yang tidak mengamalkan ilmunya maka mereka adalah orang yang dimurkai
Allah sedangkan orang Nasrani adalah orang-orang tersesat yang beramal tapi
tidak memiliki ilmunya.
Jadi yang bersyukurlah jika generasi
kita menjadi bagian dari orang-orang yang diberi nikmat oleh Allah dan inilah
yang menjadi harapan
10. Pendidikan dengan menggunakan
pola dan keteladanan. Dimana diambilnya? Dapat kita baca dari ayat ‘ṣirāṭallażīna
an'amta 'alaihim gairil-magḍụbi 'alaihim wa laḍ-ḍāllīn’
Untuk tahu jalan yang lurus
ternyata menggunakan pola melihat orang-orang sebelum kita yaitu jalannya
orang-orang yang telah Allah beri nikmat. Maka kita perlu belajar sejarah, mana
orang yang telah Allah beri nikmat dan mana orang-orang yang telah Allah murkai
dan sesat.
Maka mendidik generasi, terutama
ketika generasi kita masuk usia baligh adalah usia pembelajaran yang paling
efektif yang kita harus menghadirkan sosok pribadi yang disana ia mengagumi dan
disana ia meneladani. Maka tergantung siapa yg ia kagumi.
Abdullah bin masud ra mengatakan,
“kalau kalian harus mengikuti jalan hidup
seseorang, ikuti yg sudah meninggal karena yg hidup belum aman dari fitnah”.
Maka bersyukurlah kita karena kita banyak sosok yang kita jadikan keteladanan
Alhamdulillah sahabat-sahabat semua. Kurang lebih ini adalah ringkasan dari isi ceramah Ustadz Budi Ashari tentang 10 Pelajaran Pendidikan Dalam Surat Alfatihah. Semoga bermanfaat untuk kita semua. Ada beberapa yang yang saya beri sedikit tambahan agar kalimatnya mudah dimengerti.
0 komentar:
Posting Komentar