Rabu, 05 Oktober 2022

Melihat Lebih Dalam Bagaimana Hebatnya Hendra Setiawan (Master of Deception)

Kalau ditanya siapa salah satu atlet Indonesia yang saya sukai, maka jawabannya adalah Hendra Setiawan. Diusianya yang sudah 38 tahun dia masih sangat aktif bermain di level profesional. Padahal untuk ukuran atlet professional, Hendra Setiawan sudah tergolong tua. Lihat saja pemain-pemain badminton yang satu angkatan dengannya, ada Lee Yong Dae, Fu Haifeng, Chai Yun, Mathias Boe, Carsten Mogensen, Koo Kien Keat, Tan Boon Heong,  dan banyak atlet lainnya sudah gantung raket alias pensiun.

PROFIL SINGKAT HENDRA SETIAWAN

Pria yang lahir pada 25 Agustus 1984 ini memulai karir profesionalnya di Sektor ganda putra bersama Markus Kido. Mereka meraih peringkat 1 dunia Badminton World Federation (BWF) pada tahun 2007. Pada tahun ini juga mereka berhasil menjadi juara BWF World Championship. Puncak prestasi mereka adalah ketika mampu menjadi juara dunia olimpiade di Beijing pada tahun 2008 mengalahkan unggulan tuan rumah sekaligus rival mereka Chai Yun/Fu Haifeng.

PRESTASI

Bersama Markus Kido, banyak prestasi yang telah mereka torehkan. Bersumber dari en.wikipedia gelar-gelar bergengsi yang pernah mereka raih adalah :

  • Juara Olympiade 2008
  • Juara Dunia 2007 & Perunggu tahun 2010
  • Juara Badminton World Cup 2006
  • Juara Asian Games 2010 & Perunggu tahun 2006
  • 2x Juara Asian Championship  2005 dan 2009 & Perak 2003
  • 3x Juara Southeast Asian Games 2005, 07, 09 & Perak 2011
  • 9x Juara Superseries & 5x Runner-up 
  • 6x Juara BWF Grand Prix & 2x Runner-up

Namun pada akhir tahun 2012, Hendra Setiawan dan Markus Kido berpisah. Hendra Setiawan dipasangkan dengan Muhammad Ahsan sedangkan Markus Kido dipasangkan dengan Alvent Yulianto. Tidak perlu waktu lama, pasangan ganda putra Hendra/Ahsan ini langsung menunjukkan kemampuan terbaik mereka.      

Pada tahun 2013 mereka meraih gelar pertama di Malaysia Open. Tidak berhenti sampai disana, Hendra/Ahsan langsung meraih empat gelar berturut-turut yang salah satunya adalah menjadi juara dunia. Berkat torehan prestasi meraka, November 2013 pasangan ini berhasil menduduki peringkat satu dunia.

Tahun 2017 mereka memutuskan untuk berpisah sebelum akhirnya pada tahun 2018 mereka kembali berpasangan untuk menorehkan banyak prestasi lainnya. Apa saja prestasi-prestasi yang telah mereka raih. Berikut ringkasannya :

  • 3x Juara Dunia 2013, 15, 19 & Runner-up 2022
  • Juara Asian Games 2014
  • Runner-up Asian Championship 2015
  • 4x Juara BWF World Tour & 12x Runner-up
  • 9x Juara BWF Superseries & 4x Runner-up
  • 1x Juara BWF Grand Prix & 1x Runner-up

Kini pasangan Hendra/Ahsan ini masih terus mampu untuk berkompetisi di Level tertinggi bulu tangkis. Ditengah banyaknya pasangan-pasangan muda yang lebih energik, powerful dan berstamina, mereka selalu menampilkan permainan terbaik. Maka tak salah jika para pecinta bulu tangkis dunia memberi mereka ‘The Daddies’.

Tentu ada alasan mengapa Ko Hen sapaan akrab dari Hendra Setiawan ini masih ingin terus tampil di Pentas olahraga tepok bulu ini. Bisa kita lihat juga bagaimana ia dengan partnernya yaitu Muhammad Ahsan masih berada dalam performa yang sangat baik untuk mengalahkan pasangan-pasangan muda lainnya. Bahkan update sampai hari ini (04 Oktober 2022) mereka berada pada peringkat kelima dunia.

Bagaimana bisa seorang Hendra Setiawan yang berusia 38 tahun dengan Muhammad Ahsan yang berusia 35 tahun tetap mampu menunjukkan kemampuannya di atas lapangan dengan sangat bagus. Motivasi, itulah jawaban Dewa Hendra ketika ditanya oleh salah satu mantan atlet bulu tangkis Indonesia Yuni Kartika mngapa sampai saat ini ia masih terus aktif bermain. Ia tidak ingin hanya sekedar bermain tapi ingin selalu tampil untuk menjadi juara.

KEMAMPUAN DAN KEAHLIAN HENDRA SETIAWAN

Satu hal yang harus kita tahu tentang Ko Hen ini adalah skill permainannya yang jarang bisa kita lihat dari pemain lainnya. Maka tidak salah jika banyak orang yang menjulukinya sebagai Dewa Hendra. Tentu ini sangat beralasan mengingat bagaimana cara ia bermain untuk mampu mengalahkan lawan-lawannya.

MASTER OF DECEPTION

BWF membuat video kompilasi tentang kemampuan Ko Hen dan menjulukinya sebagai ‘Master of Deception’ atau ahlinya tipuan. Kemampuan inilah yang menjadi salah satu andalannya ketika bermain di lapangan.

Skil Ko Hen ini adalah kemampuan untuk mampu merubah dan mengarahkan shuttle kok ke arah yang sulit diduga oleh lawannya. Saat ia menerima pukulan kok dari lawannya, Ko Hen mampu membuat pukulan balik yang menyulitkan lawannya. Saat ia melihat ruang kosong maka ia akan langsung mengarahkan koknya tanpa diduga oleh lawannya. Ditambah posisi dan gaya tubuh serta arah mata yang seolah-olah ingin memukul ke arah yang berbeda. Menurut saya ini adalah spesialisnya seorang Hendra Setiawan. Pergelangan tangannya mampu untuk bergerak dan mengarahkan kok ke arah yang ia inginkan. Bukan sekali dua kali juara olimpiade 2008 ini melakukannya, ini membuktikan bahwa kemampuannya memang diatas rata-rata.

Kemampuan ini dipunya oleh Ko Hen berkat ketenangannya dalam membaca permainan. Ia tidak terburu-buru melainkan melihat posisi dan pergerakan lawan baru membuat keputusan dengan sangat cepat.

AHLI BERMAIN DEPAN NET

Pasangan Ahsan ini dikenal sangat ahli dalam permainan depan net. Sikapnya yang sangat tenang menjadi salah satu kelebihannya. Hal ini juga didukung oleh kekagumannya pada salah satu legenda badminton Indonesia, yaitu Tony Gunawan. Hendra ingin meniru gaya permainan pemain favoritnya namun tidak bisa. Akhirnya Ko Hen mengembangkan gaya permainannya sendiri.

Lee Yong Dae sebagai sesama atlet bulu tangkis sampai memberi pujian kepadanya. Ia bahkan bercanda dengan mengatakan jika Hendra Setiawan memiliki net di rumahnya.

MENGATUR RITME DAN TEMPO PERMAINAN

Kemampuan lainnya dari Dewa Hendra adalah membaca permainan untuk mengatur ritme dan tempo permainan sesuai yang ia inginkan. Ia tahu kapan harus bermain secara bertahan atau kapan akan menyerang. Kecerdasannya dalam mengatur tempo membuat lawan sering mati kutu. Ko Hen seolah-olah tahu kemana arah pukulan kok lawannya. Seringkali ia memancing lawannya bermain depan net, melakukan pukulan drop shot ke sisi kanan atau kiri baru kemudian setelah timingnya bagus Ko Hen akan langsung mencari titik pukulan yang sulit dikembalikan oleh lawannya.

Di tahun 2022 ini prestasi Hendra/Ahsan terbilang cukup bagus.  Mereka berhasil  tiga kali masuk final pada turnamen bergengsi meski ketiga-tiganya menjadi runner-up. Yang membanggakan tentu saja masuk final kejuaraan dunia  sebelum dikalahkan oleh pasangan dari Malaysia. Setidaknya ini masih menjadi sinyal bahwa The Daddies akan terus aktif bermain sampai mereka merasa bahwa sudah saatnya mereka untuk gantung raket alias pensiun.

Sebagai pecinta olahraga bulu tangkis kita berharap agar penerus ganda putra Indonesia dapat meneruskan estafet dari senior mereka dengan lebih baik. Kini sudah banyak ganda-ganda putra Indonesia yang berprestasi di level professional. Ada Fajar/Rian, Kevin/Marcus, Bagas/Fikri dan lainnya. Tentu ini tidak lepas dari pengaruh pasangan-pasangan senior yang terus membimbing dan memberi contoh kepada mereka.

Terakhir kita berharap agar olahraga ini dapat terus mengharumkan bangsa kita di level dunia tentu dengan menjunjung tinggi nilai-nilai sportivitas.

Sumber Gambar :
- Nardisoero, CC BY-SA 4.0 <https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0>, via Wikimedia Commons
- TSportsasia, CC BY-SA 3.0 httpscreativecommons.orglicensesby-sa3.0, via Wikimedia Commons

0 komentar:

Posting Komentar