Kamis, 12 Januari 2023

Share Pengalaman Odentektomi (Operasi Gigi Bungsu) Dengan BPJS

18 Oktober

Ini adalah pengalaman istri saya mengalami sakit gigi yang begitu sangat. Semalaman tidak bisa tidur meski sudah minum obat Pereda nyeri (Paracetamol) hingga beberapa kali dan beberapa cara lainnya. Karena tak kunjung membaik akhirnya saya membawa istri saya ke puskesmas keesokan paginya untuk di periksa.

Sebenarnya Fasilitas Kesehatan Tingkat I (Faskes I) BPJS istri saya adalah klinik Relof Jatibening. Tapi berhubung tempatnya agak jauh maka kami memutuskan untuk berobat ke Puskesmas. Sebelum itu karena jauh hari istri saya sudah bilang kalau dia ingin pindah Faskes maka hari itu saya memindahkan faskes istri saya dari Relof jatibening ke Puskesmas jatirahayu.

Sekedar informasi jika kita ingin berobat ke Puskesmas dan dalam hal ini Puskesmas Jatirahayu dengan menggunakan Asuransi Kesehatan BPJS namun Faskes kita bukan di sana, maka saya mendapat informasi dari petugas di sana bahwa mereka hanya memberi jatah satu kali untuk berobat dengan BPJS dan berkomitmen untuk memindahkan faskes ke Puskesmas Jatirahayu tersebut.

Jadi pada hari itu kami menggunakan BPJS Faskes Relof di Puskemas Jatirahayu. Karena setelah kita memindahkan dari satu Faskes ke Faskes lainnya maka itu membutuhkan waktu sekitar satu bulan atau setidaknya kita menunggu hingga awal bulan baru semenjak kita memindahkannya.

Singkat cerita saya dan istri akhirnya berobat ke Puskesmas Jatirahayu dengan mengambil nomor antrian den menunggu hingga nama kami di panggil. O ia, mungkin banyak perbaikan yang harus dilakukan di sini. Mulai dari sistem pelayanan dan lainnya agar kenyamanan dapat di rasakan oleh semua pihak.

Singkat cerita akhirnya istri saya di panggil dan kemudian di periksa. Sayapun masuk ke dalam untuk melihat dan mengetahui perihal mengapa semalaman istri saya merasakan sakit gigi yg begitu sangat hingga tidak bisa tidur sepanjang malam.

Setelah diperiksa kemudian diinformasikan kalau ternyata gigi istri saya harus di operasi untuk pencabutan gigi bungsu impaksi atau yang biasa disebut juga Odentektomi.

Betapa terkejutnya saya apalagi istri jika ternyata sampai harus operasi untuk pencabutan gigi. Ternyata mengapa harus dicabut karena gigi bungsu paling belakang tumbuh dengan tidak baik. Di sana kami diberitahu kalau penampang gigi terlalu kecil sebagai tempat gigi bungsu yang tumbuh yang kemudian nanti kami baru lebih tahu setelah rontgen jika gigi bungsu paling belakang istri saya tumbuh miring sehingga bergesekan dengan gigi yang lain.

Inilah mengapa harus dilakukan upaya odentektomi. Saya tahu rasanya pasti sangat sakit sekali hingga mata tidak bisa di ajak terpejam sepanjang malam.

O ia, malam sebelum gigi istri saya sakit parah saya sempet membeli beberapa obat sebagai pencegah jika dibutuhkan sewaktu-waktu. Karena rasa sakitnya sudah dari beberapa hari sebelumnya. Saya cari-cari informasi di internet dan youtube hingga saya menemukan obat-obatan yang di rekomendasikan di saat gigi terasa sakit.

Maka saya langsung ke apotek dan membeli tiga obat-obatan tersebut, yaitu Mefenamic Acid 500 mg, Amoxicillin Trihydrate 500 mg dan Dexamethasone 0.5 mg. Setelah saya beli baru saya mencari informasi yang lebih jauh tentang tiga obat-obatan ini. Karena istri saya sedang menyusui khawatir jika nanti akan menimbulkan efek negatif untuk istri dan anak saya. Apalagi karena memang informasinya harus dengan anjuran dokter jika ingin mengkunsumsi obat-obatan ini.

Saya cari dari berbagai sumber sampai akhirnya ada 2 obat yang menurut saya dan istri perlu dapat informasi lebih lanjut dari ahlinya yaitu Mefenamic Acid 500 mg. Mengapa? Oke kita bahas satu persatu :

Ilustrasi Obat-obatan

Amoxicillin Trihydrate untuk ibu hamil dan menyusui

Obat ini dari sumber alomedika yang saya baca dan dari brosur pdf dari RSUD Dr. Soetomo – Surabaya termasuk aman untuk dikonsumsi oleh ibu hamil dan menyusui. Dari Food and Drug Administration (FDA), menjelaskan bahwa Amoxicillin termasuk obat kategori B yang artinya tidak ada resiko yang diperlihatkan pada janin dalam ujicoba pada binatang namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.

Sedangkan dari Therapeutic Goods Administration (TGA) obat ini masuk dalam kategori A. Obat ini telah diobservasi pada sejumlah besar wanita hamil dan wanita usia subur, dan tidak ditemukan bukti dapat meningkatkan frekuensi malformasi atau efek berbahaya pada janin.

Jadi obat ini masih aman untuk digunakan oleh ibu hamil dan menyusui.

Dexamethasone untuk ibu hamil dan menyusui

Ini salah satu obat yang perlu mendapat perhatian kita semua. Secara umum obat ini yaitu Dexamethasone tidak aman untuk ibu hamil dan menyusui. Beberapa sumber menginformasikan jika obat ini digunakan dalam waktu yang lama maka akan menimbulkan efek yang tidak baik. Maka sebaiknya harus dikonsultasikan dahulu dengan dokter atau tenaga ahli medis. Yang artinya Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat diharapkan melebihi besarnya resiko terhadap janin (Sumber : Buletin pdf farmasi.stikesalirsyadclp.ac.id)

Jadi obat ini tidak boleh digunakan sembarang dan harus dengan anjuran dari dokter.

Mefenamic Acid untuk ibu hamil dan menyusui

FDA dan TGA sama-sama mengelompokkan obat ini dalam kategori C bagi ibu hamil. Jadi ibu hamil jangan menggunakan obat ini tanpa resep dan anjuran dari dokter. Bahkan dalam sumber luar negeri rxlist.com/mefenamic-acid-side-effects-drug-center.htm menginformasikan jika Selama awal kehamilan, gunakan asam mefenamat hanya jika diresepkan. Asam mefenamat tidak dianjurkan selama trimester ketiga kehamilan karena dapat membahayakan janin. Asam mefenamat masuk ke dalam ASI dan tidak dianjurkan untuk digunakan saat menyusui.

Sedangkan bagi ibu menyusui Mefenamic Acid dapat terserap dalam ASI.Sehingga tidak dianjurkan. Maka sekali lagi selalu minta anjuran dan informasi dari dokter dan tenaga ahli lainnya.

Nah teman-teman semua ketika saya dan istri memberi tahu dokter gigi di puskesmas tentang tiga jenis obat yang kami beli terutama mefenamic acid, mereka mengatakan kalau tidak mengapa untuk dikonsumsi. Tentu tidak boleh secara berlebihan. Karena pada saat kami ke RS untuk mengurus rujukan dari faskes I petugas apoteker disana juga mengatakan tidak mengapa asal jangan melebihi dari tiga tablet sehari.

Tapi ini pengalaman yang kami alami ya teman-teman. Karena tentu kami tidak menganjurkan untuk digunakan secara sembarangan harus dengan resep dan anjuran dokter.

Teman-teman masih ingat saat istri saya mengalami puncaknya sakit gigi yang dia sudah minum paracetamol, nempelin koyo, dan lainnya namun tetap tidak menghilangkannya rasa sakitnya. Ketika istri saya minum obat Mefenamic Acid atas izin Allah tentunya obat ini bereaksi dengan mampu mengurangi dan menghilangkan secara perlahan rasa sakit pada gigi istri saya.

Istri saya berkomitmen untuk hanya minum obat ini hanya ketika rasa sakitnya sudah sangat tidak tertahankan sekali. Karena beberapa kali minum obat ini efek hilangnya rasa sakit jadi semakin agak lama dan ada rasa yang aneh atau apa gitu yang dirasakan istri saya di sekitaran giginya yang sakit. Tapi obat ini alhamdulillah mampu menjadi penahan dan Pereda rasa sakitnya, alhamdulillah.

Setelah ini kita lanjut ke bagian dua ya teman-teman agar tidak terlalu panjang. Berikutnya tentang mengurus rujukan dari faskes 1.

0 komentar:

Posting Komentar