18 Oktober
Ini adalah pengalaman istri saya
mengalami sakit gigi yang begitu sangat. Semalaman tidak bisa tidur meski sudah
minum obat Pereda nyeri (Paracetamol) hingga beberapa kali dan beberapa cara
lainnya. Karena tak kunjung membaik akhirnya saya membawa istri saya ke
puskesmas keesokan paginya untuk di periksa.
Sebenarnya Fasilitas Kesehatan
Tingkat I (Faskes I) BPJS istri saya adalah klinik Relof Jatibening. Tapi
berhubung tempatnya agak jauh maka kami memutuskan untuk berobat ke Puskesmas.
Sebelum itu karena jauh hari istri saya sudah bilang kalau dia ingin pindah
Faskes maka hari itu saya memindahkan faskes istri saya dari Relof jatibening
ke Puskesmas jatirahayu.
Sekedar informasi jika kita ingin
berobat ke Puskesmas dan dalam hal ini Puskesmas Jatirahayu dengan menggunakan
Asuransi Kesehatan BPJS namun Faskes kita bukan di sana, maka saya mendapat
informasi dari petugas di sana bahwa mereka hanya memberi jatah satu kali untuk
berobat dengan BPJS dan berkomitmen untuk memindahkan faskes ke Puskesmas
Jatirahayu tersebut.
Jadi pada hari itu kami
menggunakan BPJS Faskes Relof di Puskemas Jatirahayu. Karena setelah kita
memindahkan dari satu Faskes ke Faskes lainnya maka itu membutuhkan waktu
sekitar satu bulan atau setidaknya kita menunggu hingga awal bulan baru
semenjak kita memindahkannya.
Singkat cerita saya dan istri
akhirnya berobat ke Puskesmas Jatirahayu dengan mengambil nomor antrian den
menunggu hingga nama kami di panggil. O ia, mungkin banyak perbaikan yang harus
dilakukan di sini. Mulai dari sistem pelayanan dan lainnya agar kenyamanan
dapat di rasakan oleh semua pihak.
Singkat cerita akhirnya istri
saya di panggil dan kemudian di periksa. Sayapun masuk ke dalam untuk melihat
dan mengetahui perihal mengapa semalaman istri saya merasakan sakit gigi yg
begitu sangat hingga tidak bisa tidur sepanjang malam.
Setelah diperiksa kemudian
diinformasikan kalau ternyata gigi istri saya harus di operasi untuk pencabutan
gigi bungsu impaksi atau yang biasa disebut juga Odentektomi.
Betapa terkejutnya saya apalagi
istri jika ternyata sampai harus operasi untuk pencabutan gigi. Ternyata
mengapa harus dicabut karena gigi bungsu paling belakang tumbuh dengan tidak
baik. Di sana kami diberitahu kalau penampang gigi terlalu kecil sebagai tempat
gigi bungsu yang tumbuh yang kemudian nanti kami baru lebih tahu setelah
rontgen jika gigi bungsu paling belakang istri saya tumbuh miring sehingga
bergesekan dengan gigi yang lain.
Inilah mengapa harus dilakukan
upaya odentektomi. Saya tahu rasanya pasti sangat sakit sekali hingga mata
tidak bisa di ajak terpejam sepanjang malam.
O ia, malam sebelum gigi istri
saya sakit parah saya sempet membeli beberapa obat sebagai pencegah jika
dibutuhkan sewaktu-waktu. Karena rasa sakitnya sudah dari beberapa hari
sebelumnya. Saya cari-cari informasi di internet dan youtube hingga saya
menemukan obat-obatan yang di rekomendasikan di saat gigi terasa sakit.
Maka saya langsung ke apotek dan
membeli tiga obat-obatan tersebut, yaitu Mefenamic Acid 500 mg, Amoxicillin
Trihydrate 500 mg dan Dexamethasone 0.5 mg. Setelah saya beli baru saya mencari
informasi yang lebih jauh tentang tiga obat-obatan ini. Karena istri saya
sedang menyusui khawatir jika nanti akan menimbulkan efek negatif untuk istri
dan anak saya. Apalagi karena memang informasinya harus dengan anjuran dokter
jika ingin mengkunsumsi obat-obatan ini.
Saya cari dari berbagai sumber
sampai akhirnya ada 2 obat yang menurut saya dan istri perlu dapat informasi
lebih lanjut dari ahlinya yaitu Mefenamic Acid 500 mg. Mengapa? Oke kita bahas
satu persatu :
Ilustrasi Obat-obatan |
Amoxicillin Trihydrate untuk ibu
hamil dan menyusui
Obat ini dari sumber alomedika
yang saya baca dan dari brosur pdf dari RSUD Dr. Soetomo – Surabaya termasuk
aman untuk dikonsumsi oleh ibu hamil dan menyusui. Dari Food and Drug Administration
(FDA), menjelaskan bahwa Amoxicillin termasuk obat kategori B yang artinya
tidak ada resiko yang diperlihatkan pada janin dalam ujicoba pada binatang
namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.
Sedangkan dari Therapeutic Goods
Administration (TGA) obat ini masuk dalam kategori A. Obat ini telah
diobservasi pada sejumlah besar wanita hamil dan wanita usia subur, dan tidak
ditemukan bukti dapat meningkatkan frekuensi malformasi atau efek berbahaya
pada janin.
Jadi obat ini masih aman untuk
digunakan oleh ibu hamil dan menyusui.
Dexamethasone
Ini salah satu obat yang perlu
mendapat perhatian kita semua. Secara umum obat ini yaitu Dexamethasone tidak
aman untuk ibu hamil dan menyusui. Beberapa sumber menginformasikan jika obat
ini digunakan dalam waktu yang lama maka akan menimbulkan efek yang tidak baik.
Maka sebaiknya harus dikonsultasikan dahulu dengan dokter atau tenaga ahli
medis. Yang artinya Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat diharapkan
melebihi besarnya resiko terhadap janin (Sumber : Buletin pdf
farmasi.stikesalirsyadclp.ac.id)
Jadi obat ini tidak boleh
digunakan sembarang dan harus dengan anjuran dari dokter.
Mefenamic Acid
FDA dan TGA sama-sama
mengelompokkan obat ini dalam kategori C bagi ibu hamil. Jadi ibu hamil jangan
menggunakan obat ini tanpa resep dan anjuran dari dokter. Bahkan dalam sumber
luar negeri rxlist.com/mefenamic-acid-side-effects-drug-center.htm
menginformasikan jika Selama awal kehamilan, gunakan asam mefenamat hanya jika
diresepkan. Asam mefenamat tidak dianjurkan selama trimester ketiga kehamilan
karena dapat membahayakan janin. Asam mefenamat masuk ke dalam ASI dan tidak
dianjurkan untuk digunakan saat menyusui.
Sedangkan bagi ibu menyusui
Mefenamic Acid dapat terserap dalam ASI.Sehingga tidak dianjurkan. Maka sekali
lagi selalu minta anjuran dan informasi dari dokter dan tenaga ahli lainnya.
Nah teman-teman semua ketika saya
dan istri memberi tahu dokter gigi di puskesmas tentang tiga jenis obat yang
kami beli terutama mefenamic acid, mereka mengatakan kalau tidak mengapa untuk
dikonsumsi. Tentu tidak boleh secara berlebihan. Karena pada saat kami ke RS
untuk mengurus rujukan dari faskes I petugas apoteker disana juga mengatakan
tidak mengapa asal jangan melebihi dari tiga tablet sehari.
Tapi ini pengalaman yang kami
alami ya teman-teman. Karena tentu kami tidak menganjurkan untuk digunakan
secara sembarangan harus dengan resep dan anjuran dokter.
Teman-teman masih ingat saat
istri saya mengalami puncaknya sakit gigi yang dia sudah minum paracetamol,
nempelin koyo, dan lainnya namun tetap tidak menghilangkannya rasa sakitnya.
Ketika istri saya minum obat Mefenamic Acid atas izin Allah tentunya obat ini
bereaksi dengan mampu mengurangi dan menghilangkan secara perlahan rasa sakit
pada gigi istri saya.
Istri saya berkomitmen untuk
hanya minum obat ini hanya ketika rasa sakitnya sudah sangat tidak tertahankan
sekali. Karena beberapa kali minum obat ini efek hilangnya rasa sakit jadi
semakin agak lama dan ada rasa yang aneh atau apa gitu yang dirasakan istri
saya di sekitaran giginya yang sakit. Tapi obat ini alhamdulillah mampu menjadi
penahan dan Pereda rasa sakitnya, alhamdulillah.
Setelah ini kita lanjut ke bagian dua ya teman-teman agar tidak terlalu panjang. Berikutnya tentang mengurus rujukan dari faskes 1.
0 komentar:
Posting Komentar